Cari Potensi Migas di Laut Pantura Madura, SKK Migas dan Petronas Gelar Sosialisasi Bersama Pemkab Pamekasan

PAMEKASAN, Lebur.id – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Petroliam Nasional Berhad (Petronas) menggelar sosialisasi kegiatan 3D Seismik North Ketapang 2024 bersama Pemkab Pamekasan, Jawa Timur, Selasa (6/8/2024).

Hadir dalam sosialisasi di Gedung Wahana Bina Praja Sekretariat Daerah (Setda) Pamekasan itu, Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Pamekasan, Achmad Faisol, perwakilan SKK Migas, Petronas, Elnusa, Camat Batumarmar, Camat Pasean, Forum Komuniasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimka) bersama sejumlah kepala desa serta perwakilan para nelayan di dua kecamatan tersebut.

“Kegiatan survey keberadaan atau potensi Migas ini di lepas pantai utara atau pantura, untuk Pamekasan sendiri ada dua kecamatan di wilayah pantura yang masuk dalam jalur survey, yakni Kecamatan Batumarmar dan Kecamatan Pasean,” ujar Achmad Faisol saat membacakan sambutan tertulis Pj Bupati Pamekasan, Masrukin.

Pada kesempatan tersebut, terdapat penandatanganan berita acara antara Pemkab Pamekasan, SKK Migas, Petronas, dan Elnusa. Hal itu sebagai bentuk komitmen untuk bersama menyukseskan penemuan titik minyak dan gas bumi (migas) di pantai utara Pamekasan demi keberlangsungan pembangunan ke depan.

Sementara itu, Novian, perwakilan Petronas menyampaikan, sosialisasi tersebut juga digelar di tiga kabupaten lain di Madura, Bangkalan, Sampang, dan Sumenep. Kemudian, pihaknya juga akan menggelar sosialisasi di tingkat kecamatan pada Rabu (7/8/2024). Harapannya agar masyarakat yang para nelayan semakin memahami alur dari survey migas itu.

“Dalam survey pencarian migas itu nantinya, kami menggunakan tiga kapal, satu kapal survey yang berukuran besar, dan dua kapal pandu di samping kanan kiri dan depan kapal survey,” jelasnya.

Proses pencarian titik migas tersebut diperkirakan akan berlangsung sekitar 30 hari. Tiga kapal tersebut akan bolak-balik dari ujung barat ke ujung timur laut pantura Madura atau dari Bangkalan ke Sumenep, dengan kecepatan 4 knot.

“Pada saat melintas, kapal itu nantinya kira-kira butuh sekitar satu hingga dua jam untuk melintasi satu kabupaten,” terangnya.

Selain itu, kapal survey itu dibawahnya memuat kabel sensor dengan panjang sekitar 6 kilometer. Namun, berdasarkan proses pencarian titik migas pada beberapa wilayah sebelumnya, kabel sensor itu tidak menyebabkan kematian atau kepunahan hewan dan biota laut yang dilewatinya.

“Kabel sensor streamer itu sifatnya pasif, jadi hanya menerima sinyal saja dan tidak mengeluarkan benda atau kotoran apapun,” pungkasnya. (lum)