Berdayakan Ekonomi Napi, Bupati Pamekasan Siapkan Fasilitas Keterampilan Usaha berbasis WUB

PAMEKASAN, lebur.id- Pemberdayaan ekonomi maayarakat terus dilakukan oleh Bupati Pamekasan, Jawa Timur, Baddrut Tamam. Berbagai lapisan masyarakat menjadi sasarannya. Termasuk para penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Pamekasan.

Orang nomor satu di Pamekasan itu memberikan keterampilan usaha bagi para narapidana (napi) berbasis wirausaha baru. Pada masa kepemimpinannya, pria yang akrab disapa Mas Tamam itu memang merancang program wirausaha baru (WUB) dengan target 10.000 pengusaha baru. Program itu menfasilitasi masyarakat untuk mengikuti pelatihan usaha gratis, bantuan alat produksi, pinjaman modal dengan bunga satu persen, hingga fasilitasi pemasaran.

“Pemkab Pamekasan ini memiliki beberapa program prioritas yang apabila dikerjasamakan dengan Lapas ini, saya kira akan menjadi bagian dari sukses bersama,” kata Mas Tamam.

“Di bidang ekonomi, kita memiliki program sapu tangan biru (sepuluh ribu pengusaha baru),” kata bupati saat acara Panen Raya Produk Unggulan di Lapas Kelas II A Pamekasan, Kamis (17/3/2022)

Dikatakan, Lapas yang melakukan pembinaan, membangun mental baru, dan membangun komitmen memberikan kesadaran baru terhadap para napi itu sangat cocok apabila ada kerja sama antara pemkab dengan Lapas untuk memberikan keterampilan usaha melalui program WUB tersebut.

“Kalau orang lapar itu cenderung tidak berpikir rasional, maka mendorong kemandirian ekonomi setelah dari Lapas ini punya keahlian tertentu, saya kira semakin baik,” ungkapnya.

Bupati dengan sederet prestasi ini tidak menampik jika Lapas Kelas II A dan Lapas Narkotika Pamekasan telah banyak memberikan pelatihan dan kegiatan lain yang bersifat keterampilan dan penguatan spiritual kepada para napi untuk menumbuhkan kesadaran baru serta membangun mental baru tersebut. Namun, langkah kerja sama itu merupakan inovasi dalam menambah keterampilan lain.

“Terima kasih apabila dalam waktu dekat kita tidak usah MoU (memorandum of understanding) langsung perjanjian kerja sama saja. Langsung berapa orang yang mau dilatih, pengennya apa, misalnya ada 10 paket pelatihan mau diletakkan di Lapas, silahkan. Misalnya pelatihan buat sepatu batik, dan lain-lain,” tegasnya.

Dia menyebut, Lapas merupakan tempat pendidikan terakhir, harapannya setelah lulus dari lembaga tersebut mempunyai moralitas bagus, integritas, spiritualitas bagus, serta memiliki sumber daya manusia dengan keterampilan ekonomi yang bagus.

“Kalau itu cara yang kita lakukan baik perlu kita tingkatkan lagi, dalam rangka meningkatkan itu saya senang jika kita kerja sama bareng-bareng untuk bisa mendorong bagaimana semua keahlian yang diinginkan bisa terfasilitasi,” pungkasnya. (lum)