Oleh: Mamang M Haerudin
Saya termasuk orang yang tidak menyangka, Afghanistan akan begitu saja diambil alih oleh Taliban nyaris tanpa perlawanan. Pemerintah resmi Afghanistan yang masih dipegang Presiden Ashraf Ghani, padahal bisa saja mengerahkan kekuatan militer Pemerintahannya, tetapi ternyata itu tidak terjadi. Ia malah memilih kabur. Termasuk ketika saya mencoba mencari referensi kepada beberapa ahli dalam persoalan ini, Dina Y Sulaeman salah satunya, yang ada hanyalah berbagai kemungkinan. Hampir semua serba dugaan dan prediksi.
Amerika Serikat, Rusia, bahkan China dikabarkan ada kerjasama khusus dengan Taliban. Bahkan Amerika Serikat sih bermain di banyak kaki. Ia yang membiayai dan melatih ekstremis Taliban, ia juga yang menggempurnya. Setelah sekian lamanya, perang tiada henti, Taliban menyatakan akan berdamai dan bahkan berjanji akan memberikan keleluasaan kepada warga sipil, tak terkecuali perempuan, untuk bebas berkiprah di wilayah publik. Tidak sedikit yang meragukan, tetapi ada juga yang optimis dengan harapan demikian.
Selain Jusuf Kalla, PBNU juga disebut-sebut. JK diangkat namanya karena dikenal sebagai salah satu juru damai konflik, termasuk di Afghanistan. PBNU bahkan sejak lama juga meyakinkan publik jika di sana telah ada NU Afganistan. Namun saya sendiri melihat, pandangan warga Nahdliyin soal Taliban tidak tunggal. Ada yang tetap meyakini Taliban, selamanya akan menjadi kelompok ekstrimis, tetapi juga ada yang optimis jika Taliban akan berubah haluan menjadi lebih moderat.
Inilah politik. Salah satu bagian paling penting dalam kehidupan, selain ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lainnya. Politik sendiri sarat dengan kekuasaan. Siapa yang menguasai politik suatu Negara, maka ia akan berkuasa mengendalikan Negara tersebut, ke mana pun ia mau. Tak pandang apa pun bentuk Negera tersebut, apakah Kerajaan, Republik, Keamiran atau lainnya. Dengan politik, siapa pun bisa berbuat apa saja. Bahkan di Indonesia, tidak kurang dari 32 tahun, telah dibawa pada masa kelam di mana seluruh lembaga tinggi Negara tunduk pada kediktatoran pemimpin.
Warga sipil Afghanistan kalang kabut. Kondisinya semakin semrawut. Entah mau seperti apa Afghanistan ke depannya. Apakah akan semakin hancur karena nafsu politik semata atau ada angin segar perubahan seperti yang dijanjikan Taliban? Karena Taliban dan Afghanistan kadung masuk dalam pusaran konflik global, maka Amerika Serikat dan Negara-negara yang punya kepentingan lainnya, pasti akan semakin memanfaatkan keadaan.
Saat-saat tidak menentu seperti ini, akal sehat dan hati nurani sangat dibutuhkan. Dan harapan itu tertuju pada Indonesia, Negara kita tercinta. JK, PBNU dan siapa pun pihaknya yang bisa mewakili Indonesia, saya memohon agar tulus mendorong perdamaian. Tidak hanya melihat konflik ini dari sebelah sisi saja. Melainkan harus menyeluruh, adil dan tidak berpihak di atas satu kepentingan saja. Saatnya Indonesia membuktikan keberpihakannya pada perdamaian dunia. Indonesia harus jadi pelopor yang adil.
Saya membayangkan JK, PBNU atau siapa pun akan terus mendorong perdamaian antara Taliban dan Pemerintah sebelumnya. Semuanya perlu dirundingkan bersama, dengan kepala dingin. Bahkan mestinya Indonesia akan mampu menahan intervensi Negara asing, AS, Rusia atau lainnya terlebih dahulu. Bahkan meyakinkan pada pihak Taliban dan Pemerintah Afghanistan sebelumnya untuk secara mandiri menyelesaikan konflik dengan suport dari Indonesia.
Apa pun hasil perundingannya, pastikan hak-hak sipil segera kembali dipenuhi. Segera memulihkan kondisi ekonomi, pendidikan dan juga kesehatan. Saya yakin, kebenaran akan terang-benderang, meskipun ditutupi, dihalangi atau dikaburkan oleh siapa pun dan oleh apa pun. Ada Allah yang Maha Kuasa yang akan menyibak tabir dari segala konflik yang selama ini terjadi. Saya yakin masih ada sosok Negarawan di Afghanistan, terlebih para ulamanya, apalagi kalau disuport oleh Indonesia. Semoga Afghanistan segera pulih, aman dan damai seperti sedia kala, di tangan Taliban maupun di tangan siapa pun. Wallaahu a’lam
MAMANG M HAERUDDIN: Tokoh muda NU dan pengurus Pesantren Bersama Al-Insaaniyyah Jawa Barat,. Tulisan ini kali pertama di unggah di group Literasi.Id Tanggal 19 Agustus 2021
Berikan Balasan