Menuju Indonesia Emas 2045, Pemkab Pamekasan Komitmen Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi

PAMEKASAN, Lebur.id –  Angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, masih terbilang tinggi. Hal itu menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah untuk menekan semaksimal mungkin angka tersebut dengan berbagai program dan fasilitas yang ada.

Tahun 2022, tercatat ada 30 kematian ibu dan 53 kematian bayi. Kemudian, di tahun 2023 hingga semester 3, tercatat 10 kematian ibu dan 24 kematian bayi.

“Karena salah satu upaya dalam mempersiapkan generasi Indonesia emas pada tahun 2045 adalah menjaga kesehatan ibu dan bayi yang notabene sebagai penerus perjuangan bangsa Indonesia,” ujar Pj Sekda Pamekasan, Achmad Faisol, ketika sambutan dalam kegiatan Rakor Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi (Penakib) yang digelar Dinkes setempat di Ballroom Hotel Cahaya Berlian, Senin (27/11/2023).

Menurut Faisol, berdasarkan rapat evaluasi bersama, ada tiga faktor yang menyebabkan tingginya angka kematian ibu dan bayi di daerahnya. Ketiganya yakni pendarahan 30 persen, pre eklamsia 22 persen, dan anemia sebanyak 11 persen.

“Analisa sementara dapat kita lihat bahwa ternyata sebagian faktor dari kematian ibu dan anak itu adalah terlambat, terlambat mengambil keputusan, terlambat merujuk, dan terlambat penanganan” jelasnya.

Pihaknya menyambut baik terlaksananya rapat koordinasi dan evaluasi Penakib itu. Dia berharap, semua pihak yang terlibat dapat memahami dan mengenali berbagai masalah dari faktor kematian ibu dan bayi tersebut.

Selain itu, lanjut Faisol, Pemkab Pamekasan memilki banyak fasilitas yang dapat mendukung program untuk menekan angka kematian ibu dan bayi tersebut. Diantaranya fasilitas mobil sigap, Pamekasan Call Care (PCC), hingga Puskesmas pembantu yang ada di desa desa.

“Ini perlu kerja sama seluruh unsur, bahasa yang sangat sederhana adalah sinergitas antar kita semua. Sinergitas ini sangat penting” pungkasnya. (lum)