PAMEKASAN, Lebur.id – Menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan sesuatu yang diidamkan oleh sebagian besar guru honorer untuk mempersiapkan masa depan mereka. Kepala Disdikbud Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Akhmad Zaini, membagikan tips yang dulu dia terapkan sehingga berhasil menjadi abdi negara.
Tips tersebut berupa serangkaian do’a yang seringkali dia baca dan merupakan warisan dari orang tuanya.
“Do’a ini sering saya baca dulu, warisan dari orang tua,” ujarnya ketika memberi sambutan dalam kegiatan Penyerahan Jaminan Kematian yang juga dihadiri puluhan guru honorer di Kantor Disdikbud Pamekasan, Selasa (18/7/2023) pagi.
Menurutnya, do’a tersebut bukan sembarang do’a. Ada banyak dalil yang menjadi dasar atas do’a yang dia terapkan itu, mulai dari Al-Qur’an, hadis, hingga riwayat.
1. Do’a Ketika Masuk Kelas
Saat masuk kelas, sebaiknya terlebih dulu berdo’a. Do’anya kira-kira seperti ini, “Ya Allah, saya ini jauh-jauh kesini, mau menyampaikan ilmu-Mu. Ya Allah, masak saya seperti ini terus, masak saya tidak bisa jadi ASN, jadikanlah saya ASN Ya Allah,” lalu siswa menjawab, “amin”.
2. Do’a Saat Mau Pulang Mengajar
Kalau mau pulang do’anya seperti itu juga, “Ya Allah, dari jam 07.00 hingga jam 12.30 WIB, saya berbicara terus sampai capek demi mengajarkan ilmu-Mu kepada para siswa, masak saya tidak bisa jadi ASN, jadikanlah saya ASN Ya Allah,” lalu dijawab oleh siswa, “amin”.
Zaini menjabarkan, kalau seminggu ada 6 do’a, maka dalam sebulan 24 kali, dan dalam satu tahun 365 kali. Kemudian, jika yang mengaminkan do’a itu (siswa, red) ada 20 orang, maka dalam setahun tinggal dihitung 365 dikali 20. Dari jumlah itu, Zaini yakin pasti ada minimal satu do’a yang bakal diterima.
“Dalam sebuah riwayat, suatu ketika Rabiah Al Adawiyah berangkat haji, beliau berjalan kaki dan membawa khimar. Haji itu kan panggilan Allah, tiba-tiba di tengah perjalanan khimarnya lelah dan terjatuh. Lalu beliau berdoa, ‘Ya Allah, saya ini dipanggil Engkau, tapi khimar saya Engkau robohkan, kalau begitu saya balik saja,’ akhirnya Allah membangunkan kembali khimar beliau,” kisahnya.
Tidak hanya itu, dalil yang berasal dari hadits juga ada. Dalam kitab Riyadus Sholihin, ada hadis yang menceritakan tentang tujuh orang yang terjebak dalam goa, kemurian mereka berdo’a dengan model seperti do’a tersebut.
“Loh saya ini serius Pak, dalilnya banyak. Saya jadi guru 12 tahun, saya juga sering berdoa seperti itu. Alhamdulillah umur 35 tahun saya diangkat ASN,” tuturnya.
Namun demikian, menurut Zaini, berdasarkan berbagai dalil yang ada, dalam mengamalkan do’a seperti itu harus lebih dulu didasari amal. Dalam artian, kalau nakal kemudian berdo’a seperti diatas, maka besar kemungkinan tidak akan diterima.
“Jadi bersedekah dulu lalu berdoa, jangan berandai-andai. Janga ujug-ujug berdo’a, ‘Ya Allah, jika saya kaya, saya akan bersedekah, jadikanlah saya kaya,’ tidak bisa seperti itu, bersedekah dulu meskipun sedikit, lalu berdo’a,” tutupnya. (lum/isa)
Berikan Balasan