PAMEKASAN, Lebur.id – Barisan Silaturrahmi Ulama’ Pesantren Madura (Bassra) bekerja sama dengan Paguyuban Pelopor Petani dan Pedagang Tembakau Madura (P4TM) sukses menggelar Halal Bihalal bersama para tokoh Madura di Gedang Utama P4TM Jalan Raya Blumbungan Pamekasan, Sabtu (27/5/2023).
Terbukti, sejumlah putra Madura yang menjadi tokoh nasional hadir dalam kegiatan tersebut. Sebut saja Menko Polhukam RI, Mahfud MD, Anggota BPK RI, Achsanul Qosasi, Sekjend Kementerian PUPR RI, Mohammad Zainal Fatah, Pangdam V Brawijaya, serta Mayjend TNI Farid Makruf.
Turut hadir juga, Wakil Gubernur Jatim, Emil Dardak, Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, Ketua Bassra, KH. Achmad Rofi’i Baidlowi, Ketua P4TM, H. Khairul Umam, jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Se-Madura, serta para ulama’ dan tokoh masyarakat se-Madura.
Menko Polhukam, Mahfud MD dalam orasi kebangsaannya menyampaikan, Madura sudah berjasa besar dalam terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mulai dari sebelum era kemerdekaan, kemudian pada masa-masa awal kemerdekaan, hingga jauh setelah Indonesia merdeka.
“Karena ketika kita mendirikan NKRI dulu melalui perjuangan fisik dan juga diplomatik. Dalam Sumpah Pemuda 1928 lalu, ketika 10 orang pemuda dari berbagai suku, ras, dan bangsa, disitu ada seorang tokoh Madura, bernama Mohammad Tabrani,” ujarnya.
Kemudian, lanjut Mahfud MD, pada masa perang kemerdekaan, ada juga tokoh Madura yang terkenal, yakni Halim Perdana Kusuma. Yang kemudian diabadikan sebagai nama sebuah bandara di Jakarta, serta sejumlah nama jalan di Indonesia.
“Jauh setelah masa kemerdekaan, Madura juga berkhidmat untuk bangsa ini, antara lain menjaga moral bangsa,” tegasnya.
Sehingga ketika dulu Madura akan dibangun melalui proses industrialisasi pada 1990 an, Bassra menegaskan bahwa boleh melakukan pembangunan. Akan tetapi yang dimaksud bukan pembangunan di Madura, melainkan pembangunan Madura.
“Ada tiga poin yang dimaksud pembangunan Madura. Pertama harus Islami, karena Madura ini merupakan salah salah satu basis umat Islam. Kedua Indonesiawi, artinya bahwa pembangunan itu harus sesuai dengan asas ke-Indonesia-an, terakhir Madurawi, itu sikap Bassra yang dulu disampaikan kepada Presiden BJ. Habibi,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Panitia sekaligus Ketua P4TM, H. Khairul Umam mengatakan, berangkat dari dukungan para ulama’ Bassra dalam mendorong kemajuan pulau garam. Pihaknya akan terus berkomitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat Madura melalui sektor industri tembakau.
“Tahun lalu, Ketua Bassra, KH. Mohammad Rofi’i Baidlowi, menunjuk saya dan teman-teman pengusaha tembakau lainnya untuk membentuk P4TM. Tujuannya adalah demi kesejahteraan para petani dan pedagang tembakau di Madura,” ujar H. Her ketika sambutan.
Berangkat dari itu, lanjut, H. Her, pihaknya langsung bergerak mengumpulkan data. Sehingga diperoleh angka bahwa pada 2019, terdapat sekitar 600 ribu Kartu Keluarga (KK) masyarakat Madura yang menggantungkan penghasilannya melalui bertani tembakau.
“Alhamdulillah berkat kekompakan para ulama’ dan teman-teman P4TM, tahun lalu kami sukses membuat harga beli tembakau dari para petani stabil,” jelasnya.
“Mudah-mudahan semua yang hadir pada kesempatan ini, utamanya para petani tembakau, bisa sukses pada masa panen tembakau mendatang,” tutupnya.
Untuk diketahui, berikut para ulama’ pengurus Bassra, Ketua sekaligus pengurus wilayah Pamekasan, KH. Muhammad Rofi’i Baidhowi dan KH. Mudatssir Badruddin, wilayah Sumenep, KH. Ahmad Fauzi Tidjani bersama KH. M. Sholahuddin Abd. Warits, wilayah Bangkalan ada KH. Syafi’ Rofi’i, KH. Makki Nasir KH. Imam Bukhori, dan di Sampang yakni KH. Mahrus Malik dan KH. Syafi’ Wahid. (lum/isa)
Berikan Balasan