Sukses Turunkan Angka Stunting, Pemkab Bondowoso Studi Banding ke Pamekasan

PAMEKASAN, Lebur.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Jawa Timur, menerima silaturrahim dalam rangka studi tiru dari Pemkab Bondowoso di Pringgitan Dalam Mandhapa Agung Ronggosukowati Pamekasan, Senin (6/3/2023) siang.

Wakil Bupati (Wabup) Pamekasan, Fattah Jasin, bersama sejumlah pimpinan OPD di lingkungan Pemkab, menerima langsung rombongan Pemkab Bondowoso yang dikomandani oleh Wabup Bondowoso, Irwan Bachtiar Rachmat, bersama jajarannya.

Wabup Bondowoso, Irwan Bachtiar Rachmat mengatakan, tujuan pihaknya melakukan studi tiru ke Pamekasan, yakni dalam rangka belajar kiat-kiat penurunan angka stunting di daerahnya.

Bukan tanpa alasan, karena dalam kurun waktu satu tahun penurunan stunting di Pamekasan terbilang tinggi, dari semula 30 persen kini menjadi 8 persen. Menurut Irwan, penurunan stunting di daerahnya masih menyentuh angka 5 persen. Sedangkan, pada 2024, target nasional angka penurunan stunting minimal 14 persen.

“Sehingga nanti target nasional menjadi 14 persen bisa Bondowoso capai. Langkah langkah strategis, langkah-langkah konkrit, hitung intervensi secara sensitif, intervensi secara spesifik, kolaborasinya itu bagaimana, konvergensi programnya juga bagaimana, itu yang akan kami tiru di Bondowoso, sekaligus bagaimana keterlibatan tim penggerak PKKnya,” ujarnya ketika sambutan.

Selain itu, Irwan juga ingin belajar dan mengadopsi strategi  khusus dari Pemkab Pamekasan dalam menggerakkan para kader yang ada di desa-desa, termasuk peran keterlibatan perangkat desa.

“Nantinya apa yang menjadi strategi di Pamekasan sekaligus akan kami tiru langsung. Jadi ATM (Amati, Tiru, Modifikasi). Utamanya strategi menyelaraskan angka survey dari Kemenkes dengan Dinkes setempat,” tutupnya.

Sementara itu, Wabup Pamekasan, Fattah Jasin mengungkapkan, pihaknya merasa bangga atas penurunan angka stunting di Pamekasan yang luar biasa, dari 38 persen menjadi 8 persen. Menurutnya, hal itu karena masifnya keterlibatan tim penggerak PKK dan Dharma Wanita dalam setiap posyandu dan bulan timbang.

“Termasuk bulan timbang dan posyandu, kita terapkan seperti posyandu yg holistik. Biasanya kalau bulan timbang dan posyandu, usai ditimbang selesai. Kami tidak, pada setiap posyandu ada Dinsosnya, ada Dinkesnya, ada unsur Paudnya, artinya semua pihak kami libatkan,” terangnya ketika sambutan pemerimaan.

Tidak hanya itu, mantan Kepala Dishub Jawa Timur ini melanjutkan, terdapat kerjasama yang apik di internal Tim Penggerak PKK. Ketika Ketua PKK bertugas terkait sosialisasi pencegahan stunting ke satu kecamatan, maka Wakil Ketua Tim PKK juga bertugas di satu kecamatan lainnya.

“kami juga bekerja sama dengan pengasuh pesantren dan tokoh agama di desa-desa. Karena 70 persen angka stunting itu juga dipengaruhi lingkungan, pernikahan dini di desa-desa masih tinggi, jadi harus juga ada keterlibatan tokoh agama di desa,” pungkasnya. (lum/isa)