PAMEKASAN, lebur.id- Bunanten, 85, warga Dusun Glaggah, Desa Panglegur, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, Jawa Timur harus mengelus dada. Sebab rumah miliknya porak poranda akibat hujan dan angin kencang sepekan yang lalu. Yang membuatnya semakin sedih karena kondisi ekonominya pas-pasan sehingga dia mengaku tidak sanggup untuk memperbaiki rumah satu-satunya yang ditempati beserta anaknya itu.
Kabar robohnya rumah Bunanten ini sampai di telinga Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam. Orang nomor satu di Kota Keris ini pun langsung menyambangi korban, Rabu siang (9/2/2022). Dalam kunjungan itu, dia mengajak pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait. Seperti Kepala Dinas Sosial (Dinsos), Moch. Tarsun, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP), Muharram, Camat Tlanakan, Munapi’, dan sejumlah pihak terkait lainnya.
Ketika berjumpa Bunanten, bupati yang akrab disapa Mas Tamam itu tak kuasa menahan rasa sedih. Dia pun memberikan sejumlah uang tali asih kepada ibu dari Sunarto, 65, tersebut. Selain itu, Mas Tamam juga memberikan paket bantuan berupa selimut, kompor, sembako, dan bantuan lainnya.
Usai memberikan bantuan, bupati bersama pejabat lainnya meninjau langsung kondisi rumah yang sudah tergolong tidak layak huni tersebut. Rumah itu pada bagian teras depan hancur, sementara pada bagian dalam terlihat retak di beberapa dinding.
Tidak hanya itu, lantai rumah masih menggunakan tanah yang terlihat gundukan serta cekungan pada beberapa bagian. Bahkan, kayu sebagai atap rumah terlihat kropos dan mengkhawatirkan.
Melihat kondisi rumah tersebut, Bupati Baddrut Tamam kemudian memerintahkan Kepala DPKP, Muharram untuk dialokasikan bantuan rumah tidak layak huni (RTLH) pada tahun 2022 agar pemiliknya bisa tidur dan beristirahat dengan nyaman.
“Pak kades, segera ajukan ya (berkasnya,red), kita akan bantuan RTLH tahun ini,” kata Mas Tamam.
Mendapatkan bantuan itu, Sunarto mewakili Bunanten menyampaikan terimakasih kepada Mas Tamam. Apalagi pihaknya juga akan mendapatkan bantuan RTLH. Bantuan tersebut dinilai sangat penting mengingat dirinya kesulitan memperbaiki rumahnya secara pribadi lantaran ekonominya pas-pasan.
“Terimakasih Pak Bupati, saya senang (dibantu, red). Saya tidak punya biaya pak, kerjaan saya hanya mencangkul, itupun kalau ada orang yang nyuruh,” tutur dia dengan bahasa Madura. (isa)
Berikan Balasan