PAMEKASAN, lebur.id– Hari lahir (harlah) ke-96 Nahdlatul Ulama (NU) menjadi momentum untuk memperkuat jiwa nasionalisme dan toleransi. Terlebih spirit cinta tanah air sudah tergelorakan sejak emberio organisasi ini muncul. Salah satunya tertuang dalam lagu “Yaa Lal Wathan” gubahan KH Wahab Hasbullah yang menginspirasi jamiyah Nahdlatul Ulama.
Bupati Pamekasan, Jawa Timur, Baddrut Tamam menilai syair tersebut memiliki nilai yang cukup dalam. Melaui syair ini, umat Islam tidak lagi memperdebatkan soal nasionalisme. Sebab cinta tanah air sudah menjadi bagian dari wujud keimanan.
“Syair ini mencerminkan bahwa kita sebagai generasi muda NU harus mencintai Indonesia dengan utuh, benar dan bagaimana Indonesia bisa menjadi Negara yang terus tumbuh berkembang,” kata Bupati Pamekasan, Jawa Timur, Baddrut Tamam, Senin (31/1/2022)
“Masyarakatnya ramah dengan berpondasikan amaliyah islamiyah annahdiyah yang menjadikan Indonesia sebagai tempat kita bersujud kepada Allah, tempat kita menebar kebaikan, tempat kita merangkul seluruh potensi dalam naungan Indonesia raya Binnike Tunggal Ika Tanhana Dharma Mangrwa,” tambahnya.
Hadirnya NU menjadi menyejuk kehidupan berbangsa dan bernegara. Terlebih, NU sudah menjadikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk final yang tidak perlu diperdebatkan. Ungkapan NKRI harga mati bukan hanya selogan, tetapi spirit yang terus ditanamkan di hati warga NU.
“NU melatih kita semua untuk menjadi orang Islam yang Indonesia,” tegas A’wan PWNU Jawa Timur tersebut.
Karenanya harlah NU diharapkan mampu memupuk generasi muda untuk senantiasa berjuang untuk kemajuan NKRI. Tentu saja dengan terus menebarkan kebaikan dan islam yang rahmatan lil alamien.
“Islam yang mengajak, bukan islam yang mengejek. Islam yang merangkul, bukan islam yang memukul. Islam yang senantiasa tumbuh hidup bersama seluruh elemen yang lain dengan berpondasikan rahmatan lil alamien,” paparnya.
“Saya sebagai kader NU sungguh merasa bangga menjadi bagian dari keluarga besar NU,” imbuhnya. (isa)
Berikan Balasan