PAMEKASAN, lebur.id- Seluruh aparatur sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Pamekasan, Jawa Timur, bisa tersenyum bahagia. Pasalnya, tahun ini mereka akan kembali menerima tunjangan penghasilan pegawai (TPP). Kepastian itu disampaikan langsung oleh Bupati Pamekasan Baddrut Tamam saat memimpin upacara di Lapangan Nagara Bhakti Mandhapa Aghung Ronggosukowati, Senin (3/1/2022).
Mantan anggota DPRD Jawa Timur itu menjelaskan bahwa Tahun 2021, pihaknya mengeluarkan kebijakan mencabut TPP bagi para ASN. Salah satunya karena sebagian anggaran harus difokuskan untuk anggaran covid-19. Pencabutan TPP dilakukan untuk kemaslahatan umat, kepentingan masyarakat yang lebih luas.
Tapi rupanya respon terhadap pencabutan TPP itu cukup gaduh. Sebagian ada yang menerima atas keputusan itu. Namun ada juga yang menentang dan sampai membuat gaduh.
“Tahun 2021 yang kemarin dinamikanya sangat keras, sampai ada demo ASN di kabupaten ini karena TPP, dan saya waktu itu berjanji di 2022,” kata Mas Tamam sembari disambut tepuk tangan ASN.
“Hei… jangan tepuk tangan dulu, ini yang tepuk tangan kelihatan sekali bahwa kinerjanya untuk ini saja (TPP,red),” jelasnya sambil menepuk perutnya.
“Sebentar jangan tepuk tangan dulu, jangan bahagia dulu, dengarkan dulu baru kemudian tepuk tangan,” tambahnya.
Politikus PKB ini mengaku heran karena atas adanya ASN yang melakukan demonstrasi lantaran adanya kebijakan mencabut TPP. Yang lebih mengherankan, pihak inspektorat tidak melakukan apapun atas adanya ASN yang melakukan demonstrasi.
“Dinamikanya sangat keras, bahkan ada ASN yang demo, inspektorat diam, tidak berkutik, saya biasanya bilang begini, itu ada ASN demo, oh iya pak, iya,” curhatnya.
“Mestinya, iya pak saya akan evaluasi, akan saya panggil pak, mestinya begitu. Tapi diam, ada pak Alwi nggak (kepala inspektorat, red),” imbuhnya sambil mencari kepala Inspektorat Pamekasan, Mohammad Alwi yang ternyata tidak hadir dalam upacara tersebut.
Dia berharap TPP dijadikan sebagai bonus dari kerja luar biasa. Sebab jika ASN bekerja hanya berharap mendapat TPP, maka hal itu tidak akan memacu produktivitas dalam bekerja.
“Kalau kemudian TPP menjadi tujuan, kalau hidup ini tujuannya hanya makan, hewan juga makan. Yang membedakan seberapa besar kontribusi kita kepada kehidupan,” tukasnya. (isa)
Berikan Balasan