PAMEKASAN, Lebur.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) serta Dinas Perpustakaan Umum dan Arsip merealisasikan sederet program guna memantapkan Pamekasan sebagai Kabupaten Literasi.
Tahun ini, langkah tersebut ditandai dengan terbitnya 84 buku hasil karya guru-guru di bawah naungan Disdikbud Pamekasan. Disamping itu, semakin masifnya beberapa komunitas literasi di Pamekasan yang dikomandani Dinas Perpustakaan Umum dan Arsip, serta berbagai inovasi program Pemkab lainnya.
“Alhamdulillah pada tahun 2021 telah lahir 84 buku yang ditulis oleh teman-teman guru yang buku-bukunya telah diterbitkan melalui media guru Indonesia,” jelas Kepala Disdikbud Pamekasan, Akhmad Zaini, Sabtu (27/11/21).
Selain itu, terobosan lain yang dilakukan oleh Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam dalam terealisasinya Kabupaten Literasi yakni dengan menerbitkan Peraturan Bupati (Perbup), yang salah satu poin pentingnya yakni mendorong Pemerintah Desa untuk mendirikan Perpustakaan Desa melalui Dana Desa dan Alokasi Dana Desa (DD/ADD).
“Beberapa hal yang telah dilakukan oleh Kabupaten Pamekasan untuk menopang sebagai kabupaten literasi, yang pertama lahirnya perbup literasi, ini luar biasa, hanya lahir pada tahun ini. Yang kedua ada perbup yang mengamanatkan kepala desa untuk mendanai perpustakaan desa,” terang Baddrut Tamam.
Sementara, terbitnya beberapa buku karangan Bupati Pamekasan merupakan contoh nyata serta harus menjadi teladan bagi semua Stake Holders dan masyarakat Pamekasan secara umum demi suksesnya program tersebut, bukan sekedar rancangan program.
“Kita bangga sekali dan pantas kalau Pamekasan sebagai kabupaten literasi karena bupati kita seorang penulis,” ujarnya.
Dia berharap, langkah besar menjadikan Pamekasan sebagai kabupaten literasi didukung oleh semua pihak demi sumber daya manusia atau generasi hebat Pamekasan di masa yang akan datang. Mengingat, kualitas pemimpin masa depan akan ditentukan oleh generasi saat ini.
“Selain itu, kami tahun ini mendirikan moseum pendidikan sebagai tempat edukasi teman-teman guru agar mengetahui bahwa proses pendidikan itu membutuhkan proses yang sangat panjang,” pungkasnya. (lum)
Berikan Balasan