Antisipasi Bencana Alam, Pemkab Pamekasan Bentuk Tim Kedaruratan

PAMEKASAN, Lebur.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Jawa Timur telah membentuk tim kedaruratan guna mengantisipasi terjadinya bencana alam di tahun 2021. Seperti bencana banjir, longsor, puting beliung, serta bencana alam lainnya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan, Amin Jabir menyebutkan, tim kedaruratan itu terdiri dari unsur BPBD, TNI, Polri, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), serta beberapa instansi lain.

“Kita membentuk tim kedaruratan sejak bulan Maret, tim kedaruratan itu melingkupi siaga darurat, tanggap darurat, dan transisi darurat,” ungkapnya, Minggu (14/11/21).

Amin Jabir memastikan, tim tersebut tidak hanya tanggap ketika terjadi bencana alam, melainkan dapat melakukan langkah antisipatif sejak dini dalam meminimalisir terjadinya bencana. Seperti bersih-bersih sungai, irigasi, serta antisipasi lainnya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi tim tersebut.

“Jadi mereka itu dipastikan tidak hanya bekerja ketika terjadi bencana, pada saat sebelum terjadi, proses mitigasi dan adaptasi itu senantiasa menjadi konsentrasi mereka sesuai dengan tupoksinya (tugas pokok dan fungsinya),” ujarnya.

Berdasarkan bencana banjir yang terjadi pada bulan Desember 2020 dan Januari 2021, dia memprediksi luasan banjir musim ini lebih tinggi dari musim sebelumnya. Mitigasi dan adaptasi harus dilakukan guna mengantisipasi bencana tersebut, seperti normalisasi sungai yang harus terus digalakkan.

“Kami dan Bapak Bupati kemarin sudah melakukan apel siaga untuk antisipasi dari dampak bencananya. Kami sudah koordinasi dan rapat dengan tim pengelolaan sumber daya air yang melibatkan seluruh kabupaten di Madura, Dirjen Sumber Daya Alam (SDA), dan PU Provinsi sudah melakukan upaya untuk normalisasi itu,” jelasnya.

Disamping itu, dia berharap masyarakat tidak lagi membuang sampah ke sungai dan membuat bangunan ataupun perumahan di bantaran sungai, tebing dan bibir pantai, dimana hal itu sangat berpotensi mengundang bencana alam baru.

“Pada prinsipnya kita di tim kedaruratan itu sepakat bahwa kesiapsiagaan dan tanggap darurat sesuatu yang tidak bisa dipisahkan, disamping juga mitigasi dan adaptasi. Karena untuk mengurangi skala atau kapasitas bencana amat sangat sulit. Ditambah kerusakan alam kita sudah diambang batas toleransi,” pungkasnya. (lum)