Perkembangan jaman yang begitu cepat di satu sisi memang memunculkan beragam kekhawatiran masyarakat lokal, karena kebudayaan baru yang dibawa oleh globalisasi tampaknya secara perlahan mulai menyingkirkan kebudayaan lokal. Tetapi di sisi yang lain juga, perkembangan jaman juga memberikan arah yang baik tentang kemajuan budaya di Indonesia.
Beberapa pelestari seni budaya lokal terus memacu kreativitasnya. Kreativitas merupakan tawaran untuk menyelamatkan kebudayaan lokal agar tetap eksis saat ini, salah satunya memanfaatkan peran digital agar lebih kekinian.
Hal itu dapat kita lihat dibeberapa daerah yang mulai sadar, betapa pentingnya melestarikan budaya lokal dengan gaya masa kini. Mencuatnya digitalisasi diberbagai bidang, juga dirasakan oleh pelaku seni lokal di pelosok daerah. Peran serta berabagi pihak untuk turut memperhatikan seni budaya lokal juga patut di apresiasi. Karena jika dikelola dengan baik, seni budaya lokal tidak hanya bicara tentang pelestarian. Tapi bisa dikemas dan dijadikan sebagai sumber ekonomi kreatif baru.
Tahun 2021 ditetapkan sebagai Tahun Internasional Ekonomi Kreatif Dunia oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Resolusi Majelis Umum PBB No. 74/198 yang diinisiasi oleh Indonesia. Ini merupakan salah satu bentuk kepemimpinan internasional Indonesia dalam mendorong pemajuan ekonomi kreatif di dunia internasional. Menyadari potensi peranan ekonomi kreatif bagi pemulihan ekonomi global, Indonesia mengusulkan tema “Inclusively Creative: A Global Recovery” bagi pelaksanaan Tahun Internasional.
Menerjemahkan tahun ekonomi kreatif dunia juga harus cermat. Sebab masyarakat indonesia juga memiliki beragam kearifan budaya lokal (local wisdom) berbasis ekonomi kreatif yang ikut mewarnainya, semisal desa budaya di bali, sentra kerajinan perak, tembaga dan kuningan di Kotagede Yogyakarta dan seterusnya.
Selain itu, asumsi menganggap seni lokal itu kuno, nampaknya sudah tidak relevan lagi diperbincangkan. Justru masyarakat hari ini adalah orang-orang yang telah bersinggungan dengan modernitas dan harus memanfaatkan segala potensi dari seni budaya lokal sebagai sumber ekonomi baru yang dapat menghidupi masyarakat sekitar.
Eksotisme Seni Budaya Lokal
Pada awalnya, dalam kehidupan masyarakat dimana saja, seni budaya lokal hanya dimanfaatkan terbatas untuk kebutuhan orang desanya saja. Artinya, potensi yang unik dan dimiliki berbagai daerah Indonesia ini masih sembunyi-sembunyi. Sehingga nyaris kekayaan lokal ini jika tidak dikelola dengan kreatif dan inovatif ya biasa-biasa saja.
Di sinilah kita menemukan bahwa sebenarnya ada peluang yang menarik dari kreativitas masyarakat. Misalkan upacara adat setempat diangkat dalam digitalisasi, membangun narasi ke publik. Perlahan banyak yang tertarik, mulai ingin berkunjung, ekonomi kecil mulai tumbuh hingga menjadi sebuah desa budaya yang layak untuk dikunjungi.
Meskipun tidak semua orang mampu melihat peluang, setidaknya belajar membaca potensi daerah masing-masing juga diperlukan. Tahun 2021 ini setidaknya diharapkan banyak potensi ekonomi kreatif berbasis seni budaya lokal mulai bermunculan. Sehingga jika kondisi pandemi sudah membaik dan pariwisata mulai kembali ramai, kita tinggal membuka ‘etalase’ yang sudah kita persiapakan.
Berkaca Pada Kotagede Yogyakarta
Salah satu keunikan Kotagede Yogyakarta adalah potensi pengaruh seni budaya lokalnya. Kotagede adalah Kawasan kecil yang menjadi saksi munculnya beragam cerita tentang Yogyakarta. Mulai cerita dulu pertama kali gudeg jogja itu ditemukan disana, Kotagede mendapatkan julukan ‘Kota Perak’-nya Indonesia, hingga kuliner-kuliner khas jogja yang mulanya lahir dari Kotagede. Pemanfaatan seni budaya lokal adalah contoh kreatifitas masyarakat lokal di Kotagede yang terus dan masih dilakukan hingga saat ini dengan komitmen penuh untuk merawat warisan budaya lokal.
Kehadiran modernitas bukanlah menjadi halangan, justru menjadi peluang yang dapat membantu upaya-upaya pelestarian seni budaya lokal. Salah satunya soal kerajinan logam di Kotagede, yang terus berkembang sejak abad ke-16 hingga saat ini.
Kerajinan logam Kotagede bukan hanya telah mampu menjadi tradisi seni dengan kekuataan lokal yang sudah terkenal, tetapi juga telah mampu menjadi ikon daerah tersebut bahkan hingga mancanegara. Sebab, sebagaimana dijelaskan oleh pengelola NBAS Kotagede, kehadiran perkembangan digital adalah peluang yang membuat kerajinan logam semakin dikenal lebih luas lagi.
Sebelum pandemi NBAS Kotagede adalah sebuah studio seni yang membuat kerajinan tembaga dan kuningan dengan mengandalkan keterampilan tangan, yang pada akhirnya harus hadir didunia digital sebagai upaya bertahan dan tumbuh berkembang lagi. Sebab, tanpa berkolaborasi dengan perkembangan digital, kita tidak bisa apa-apa.
Menurutnya hal yang paling praktis adalah memanfaatkan sosial media sebagai salah satu kanal digitalisinya. NBAS Kotagede mengakui, tak mudah baginya untuk terus merawat kerajinan kriya logam Kotagede.
Apalagi musim pandemi Covid 19 seperti saat ini. Pasar yang sangat lesu, bahan baku yang harganya terus naik hingga pandangan orang awam yang menganggap kerajinan logam sebagai barang murahan menjadi tantangannya.
Luki Antoro: Pemerhati dan pelaku ekonomi kreatif di Yogyakarta.
Berikan Balasan