Oleh: Ahmad Wiyono
Kita lupakan sejenak (hanya sejenak) tragedi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air di kepulauan seribu baru-baru ini. Kita lupakan juga sebentar saja musibah banjir yang menerjang sejumlah desa di Pamekasan hingga merusak sejumlah fasilitas umum. Dalam dua hari ini perhatian kita fokuskan ke Hotel Berlian Pamekasan. loh, ada apa?, apakah ada razia atau penggerbekan?. Tentu tidak.
Adalah Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Pamekasan dikabaran akan menggelar Musyawarah Daerah (Musda) ke VIII dan akan ditempatan di hotel tersebut. Agar tidak ketinggalan momentum, mari (seolah-olah) kita juga mengambil bagian dari kegiatan penting itu. Ya setidaknya kita ikut “cuap-cuap” di media sosial perihal kegiatan tersebut. -seperti yang sedang saya lakukan ini-.
Bicara Musda KNPI Pamekasan, kita tidak bisa lupa dengan agenda serupa yang digelar sekitar tahun 2015 silam, di mana KNPI Pamekasan melaksnakan Musda VII di salah satu hotel di jalan Raya Proppo Pamekasan Madura.
Semangat “bermusda” waktu itu cukup tinggi, jauh-jauh hari sebelumnya sejumlah Organisasi Kepemudaan (OKP) sudah melakukan konsolidasi untuk suksesi Musda tersebut, meski sayang seribu sayang, Musda VII berakhir chaos. Adu argumentasi para peserta Musda yang nyaris beujung adu fisik itu menjadikan pengurus DPW KNPI Jawa Timur harus mengambil keputusan pahit, yaitu mengambil alih KNPI Pamekasan.
Pasca pengambil alihan itu, semua tiarap, nyaris tak ada lagi yang bicara atau mendiskusikan KNPI Pamekasan (jika pun ada mungkin tidak dipublis). Hingga lima tahun lebih berlalu, dan kini sudah waktunya lagi bermusda ria. Musda ke VIII yang akan digelar besok Kamis tanggal 14 Januari 2021.
Membaca kisah Musda VII yang tidak happy ending tersebut, maka hakikatnya Musda ke VIII ini adalah Musda ke VII yang tertunda. Kok bisa? Bukankah Musda bukan hanya persoalan pemilihan ketua?. Memang betul, tapi pleno pemilihan ketua dalam Musda adalah gong kegiatan lima tahunan itu, sehingga ketika kegiatan gongnya tidak berhasil, maka seluruh rangkaian musda yang sudah dilakukan sebelunya dianggap gagal, karena tidak ada yang bisa menindaklanjuti.
Kita berharap, KNPI Pamekasan tidak jatuh di lobang yang sama untuk yang kedua kalinya, caranya Musda ke VIII ini harus dipastikan sukses hingga meng-golkan ketua baru. Karena dalam kaca mata sempit kita, suksesnya sebuah Musda diukur dari suksesnya peralihan ketua. Ya sederhananya, kita tak mau Musda VIII ini mengulang kisah pahit Musda VII yang silam.
Sebagai induk organisasi kepemudaan, KNPI Pamekasan diharapkan mampu mengakomodir segala bentuk aspirasi OKP yang ada di bawahnya. Dan itu bisa terwujud jika kepengurusan KNPI Pamekasan terbetuk secara utuh. Sementara keutuhan kepengurusan saat ini sangat bergantung kepada proses Musda VIII yang akan digelar besok hari. Jika sukses dan bisa melahirkan ketua baru, maka besar kemungkinan KNPI Pamekasan akan mampu menunjukkan eksistensinya sebagai induk OKP dengan perpedoman pada sejumlah rekomendasi Musda itu sendiri.
Terlepas siapa pun yang nantinya akan terpilih, yang terpenting adalah KNPI Pamekasan harus bangkit dan mampu menerjemahkan visi Misi organisasi. Jangan sampai Induk organisasi Kepemudaan ini malah terkatung-katung dan tak bisa menjadi kiblat pergerakan kepemudaan.
Di media sosial sudah berseleweran sejumlah nama pemuda yang “dimasukkan” dalam bursa calon ketua KNPI Pamekasan. sebagai bagian dari kaum muda, rasanya kita “berkewajiban” mendorong mereka agar berkompetisi secara sehat, Kita yakinkan mereka bahwa semuanya punya peluang untuk menjadi KNPI 1 Pamekasan, kita yakinkan pula bahwa mereka pasti mampu mengemban amanah untuk memberdayakan dunia kepemudaan lebih holistkc serta bisa menjamin dinamisasi dunia kepemudaan. KNPI Itu… (*)
AHMAD WIYONO: Pegiat Literasi, (bukan) Calon Ketua DPD KNPI Pamekasan
Berikan Balasan