Republik Anjay
kepada seluruh penghuni wilayah ini
silakan untuk segera menyelesaikan rasa dengki terhadap sesama
jika tidak bisa, paling tidak hindari tindakan kontak fisik
jangan sampai presiden menghukum kita
yang berbuat mesum segera dirikan ruangan-ruangan gelap
boleh di belakang gedung, di sebelah pasar atau di rumah petinggi sekalian
jika tidak mau, setidaknya tidak telanjang di tengah jalan
jangan sampai presiden mengutuk kita
pun, yang sering judi, merampas dan maling uang rakyat
segera bubarkan keamanan, vakumkan KPK, kuasai revisian undang-undang
jika tidak mungkin, paling tidak kalian bisa menyuap dan mengancamnya
jangan sampai presiden mendakwa kita
sudah menjadi rahasia umum
uang dan kuasa tetap dipercaya sebagai kekuatan
mampu mengalihkan isu-isu besar pada yang tidak penting,
bisa membubarkan pertahanan dengan pura-pura lumpuh,
bisa membuat kebijakan baru diatas penindasan yang sedang merajalela,
yang miskin bisa apa, buat makan-pun tak ada
bicara kuasa, setiap hari hak-haknya semakin di peras
rumahnya di gusur, tanahnya diangkut, hutannya di gunduli, bukit-bukitnya di gali
ujung-ujungnya tetap si miskin yang kalah jika melakukan perlawanan
hidup sudah bak dalam hutan,
peraturan dibuat oleh kuat untuk menjadikannya semakin kuat
yang lemah jadi sasaran panah dibuatnya semakin melemah
seakan yang boleh hidup berkeliaran hanya singa, macan, buaya elang dan kerabatnya
inilah republik anjay
republik yang telah lupa menertawakan bangsanya
Tambaksari, 03 September 2020
ACH. JAZULI: lahir di Sumenep pada tanggal 22 April 1999 dari pasangan suami-istri; Ningwar dan Masriya. Pendidikannya ditempuh di berbagai tempat. Pendidikan dasarnya diselesaikan di SDN Tambaksari 3, SLTP dan SLTA-nya di tempuh di lembaga pondok pesantren, yaitu di LPI Darul Ulum Prongpong, kemudian perguruan tingginya konsen di program Studi Tadris Bahasa Indonesia fakultas tarbiyah IAIN Madura.
Berikan Balasan