Puisi-puisi RM Maulana Khoerun: Sebuah Pertanyaan

Sebuah Pertanyaan

di bawah warna bulan malam ini, Alvrida.

kamarku menyimpan tanya,

:apakah aku tak bisa menulis puisi

selain namamu yang terbalut sepi?

 

setiap kata adalah rongga-rongga

sesak oleh nyanyian rindu

dengan beragam nada

dan debur ombak harapan bisu.

 

kita akan saling mengerti saat takdir selesai

menyisir kenangan yang tak kunjung usai

mengubah dingin angin malam

menjadi kendaraan penyampai pesan

perihal berita di ujung perasaan.

 

Alvrida, mari kita membaca nasib

menanak senja menjelang magrib

sebelum gelap berkuasa

menanam apa yang sering disebut luka.

Pulosari, 2020

 

Jarum Waktu

jarum waktu di tanganku

bersiap meluncur-menerka masuk ke dadamu.

hujan dan angin tak mau duduk bersama

di halaman. sibuk berlari mengejar debu-debu

dan membunuh nyanyi rerumputan

 

pisau sangkur masih dalam sarung

gemetar memohon keluar,

ingin memancar-mengoyak

sisa ruang di perutmu.

 

aku ‘kan datang!

menghantuimu!

menangkapmu!

 

menyulap tubuhmu jadi hidangan setan kesepian!

ketika hari itu tiba, burung gagak lantang bersiul.

iring pisau dan jarum mendarat-menghisap

kehormatan dari tubuhmu.

Pulosari, 2020

 

Di Pertengahan Malam

di sudut paling gelap kamar ini

di saat bintang-bintang menari-nari

kita tak pernah sekalipun melepas janji

atau melempar harapan ke tanah yang sepi.

 

barangkali kisah kita adalah doa

yang tak pernah putus dari mulut perapalnya

membentuk lingkaran-lingkaran di atas air

tanpa merisaukan adanya kalimat terakhir.

 

akankah kita selalu mercinta, Kasih?

sebuah tanya membuat aku terdiam

sembari menumpuk serpihan angin malam

dan meyakinkan diri, kita akan abadi

 

adapun rindu yang kuseduh setiap pagi

adalah gerbong kereta yang melaju kencang

menuju pusat hatimu yang lapang

sebelum sore hanya menyisakan bayang-bayang.

Pulosari, 2020

 

 Satu Dari Beberapa

benda-benda mendekap tubuhku

menata kembali sebagian bau yang hilang

dan jatuh setelah satu dari lima

kelopak mawar berhambur di halaman.

 

sebuah kata dari buku puisi Sapardi

adalah satu dari lima sayap yang singgah

menata aroma pada lumbung ingatan

sebelum para wanita melenyap keperawanan.

 

pasang surut angin musim kemarau

tak`kan pernah sampai pada rongga

ruang sakit dan sesak dalam dada.

Pulosari,2020

 

 Dalam Diam

—Ma’lufah dan Kisah Cintanya

setelah butir-butir perasaan

selalu jatuh di ujung diam

aku tak pernah benar-benar tahu

siapa yang telungkup di hatimu

 

barangkali, harapan hanya doa

yang tak sampai pada tempatnya

atau mungkin hanya selembar daun

yang dipaksa untuk cepat gugur.

 

bersama angin malam ini

apa yang tersimpan dalam dadaku

tinggal sebuah dinding perahu

tanpa bisa berlayar ke laut rindu

 

aroma hujan, seperti mulai mengingatkan

tentang bunyi detak jarum waktu

yang mengurung setiap luka

pada setiap detiknya.

Pulosari, 2020


RM MAULANA KHOERUN, lahir di Siremeng, Pulosari, Pemalang. Menulis Puisi dan Cerpen. Salah satu pendiri grup literasi “RASI PENA” dan aktif sebagai Divisi Cipta Karya komunitas sastra “KIDUNG PENA”. Beragam prestasi juga sudah diraihnya, antara lain Juara 1 Lomba Cipta Puisi tingkat Nasional PBSI UHAMKA. Juara 1 Lomba Cipta Puisi Graf Indonesia. Penulis terfavorit Lomba Cipta Puisi KMSI Universitas Diponegoro, Juara Harapan 1 Lomba Cipta Puisi se Jateng-DIY UMNU Kebumen, tulisannya sudah dimuat di berbagai media.