Empat Komoditas Pamekasan akan Dibukukan DRN

Ketua DRD Pamekasan Kadarisman Sastrodiwirdjo (dua dari kiri) memimpin rapat di kantor Bappeda Pamekasan Sabtu (15/8/2020)

 

PAMEKASAN, Lebur.Id– Dewan Riset Nasional (DRN) akan menerbitkan buku “Peran Strategis Inovasi untuk Meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB)”. Buku yang akan diluncurkan pada 27 Agustus 2020 itu berisikan tentang komunitas-komoditas daerah di seluruh Indonesia. Pamekasan termasuk daerah yang diminta untuk mengirimkan naskah yang sesuai dengan kebutuhan materi buku di atas.

Ketua Dewan Riset Daerah (DRD) Pamekasan Kadarisman Sastrodiwirdjo mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan rapat internal dan diskusi Sabtu (15/8/2020). Dalam rapat tersebut disepakati ada empat komoditas unggulan Pamekasan yang akan diulas dalam buku terbitan DRN. Keempat komoditas tersebut yakni, garam, tembakau, batik, dan sapi. Keempatnya dinilai mampu meningkatkan produk domestik regional bruto (PDRB) Pamekasan.

“Sesuai dengan pembicaraan itu, kita ingin memasukkan empat komoditas. Karena masing-masing DRD itu hanya diberi jatah dua halaman,” kata pria yang akrab disapa Pak Dadang tersebut.

Dijelaskan bahwa pemilihan empat komoditas itu berdasarkan hasil diskusi antara dirinya dengan anggota DRD Pamekasan. Dia mencontohkan, sapi Madura dipilih karena memiliki banyak keunggulan. Sapi Madura lebih tahan cuaca panas dan kering, mudah beradaptasi dan lebih tahan penyakit. Di samping itu, sapi juga menjadi status simbol, memiliki nilai investasi, alat produksi, sumber pangan dan mempunyai fungsi rekreasi.

Sedangkan tembakau merupakan tanaman primadona warga Madura, termasuk Pamekasan. Konon tembakau dilabeli sebagai daun emas karena harganya yang cukup tinggi. Sampai sekarang tata niaga tembakau juga dapat menyerap tenaga kerja yang tinggi, punya nilai investasi, dan menjadi sumber pendapatan warga.

Adapun garam, lanjut mantan Wakil Bupati Pamekasan itu, selain memiliki nilai historis, nilai budaya, juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sedangkan batik menurutnya menjadi identitas yang melakat dengan Pamekasan. Oleh Gubernur Jawa Timur, Pamekasan ditetapkan sebagai kabupatn batik. Dua kali Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan penghargaan terhadap batik Pamekasan.

Pertama, pada 2009 lalu MURI memberikan penghargaan kepada pemkab Pamekasan karena sukses membuat batit terpanjang di dunia yakni 1.530 meter. Kedua, pada 2019 MURI kembali memberikan penghargaan kepada Bupati Pamekasan Baddrut Tamam karena dalam 100 hari kepemimpinanya bersama Wakil Bupati Rajae sukses melakukan branding batik terhadap seluruh mobil dinas di Kota Gerbang Salam.

“Naskah ini harus kami selesaikan selama dua hari. Karena dari DRN meminta agar pada 17 Agustus naskahnya sudah disetor,” tegas mantan Kepala Bappeda Pamekasan itu. (redaksi)