Oleh: Nia Ramdaniati
Pada tahun ajaran baru tentusaja sebagian anak akan bertemu susana baru dan guru baru. Mereka akan memilih dimana ia belajar. Jika anak usia dini maka orangtua ikut andil memilih tempat belajar anaknya.
Nah setelah memilih, ingatlah tugas kita selanjutnya adalah belajar mengenal lebih dalam siapa guru kita dan siapa guru anak-anak kita.
Jangan sampai kita baru saja belajar satu atau dua hari sudah mencari kesalahan guru. Guru adalah manusia biasa. Tentusaja banyak kekurangan, karena tidak ada manusia sempurna.
Namun, seorang guru ia sudah terpanggil dirinya menjadi guru tentusaja sudah memiliki dasar kelimuan yang akan disajikan kepada murid muridnya.
Raihlah kasih sayang guru agar kita mendapatakan ridhonya. Ketika guru ridho, maka hati akan tenang. Ketika hati tenang maka sedikit atau banyak ilmu akan mudah diserap. Maka kebermanfaatan akan semakin dirasakan.
Untuk orangtua juga sama, jangan sampai selama bersekolah guru tidak pernah melihat yang mana orangtuanya, karena do’a orangtua adalah mustajab bagi anak-anaknya.
Maka kesediaan orangtua untuk menitipkan anaknya pada guru anak-anaknya adalah penting. Tidak hanya di mulut saja, menitipkan harus dengan hati, dengan akad yang jelas agar kelak tidak ada tuntutan yang diada-adakan.
Selaku teringat nasihat dalam kitab Ta’limul Muta’alim
اِعْلَمْ، بِأَنَّ طَالِبَ العِلْم لاَيَنَالُ اْلعِلْمَ وَلَا يَنْتَفِعُ بِهِ اِلَّا بِتَعْظِيْمِ اْلعِلْمِ وَاَهْلِهِ وَ تَعْظِيْمِ الاُسْتَاذِ وَتَوْقِيْرِهِ
Ketahuilah, sesungguhnya orang yang mencari ilmu tidak akan memperoleh ilmu dan kemanfaatannya, kecuali dengan memuliakan ilmu beserta ahlinya, dan menghormati guru.
Maka, cintailah gurunya, raihlah kebermanfaatan ilmunya. (*)
NIA RAMDANIATI: Guru dan Pegiat Literasi, tinggal di Tasikmalaya. aktif menulis di sejumlah media Online dan cetak. Saat ini penulis aktif sebagai anggota Literasi.id, sebuah komonitas kepenulisan yang beranggotakan para penulis dari berbagai daerah di Indonesia.
Berikan Balasan