Puisi – Puisi Mohammad Latif

Malam begitu dingin

 Malam begitu dingin

Hujan deras di dadamu menggugah banyak Tanya

Ruang imaji yang palsu

Juga suara-suara yang sumbang di perbukitan

 

Dada kita masih sama

Rasa yang hilang dimakan api

Malam kita masih sama

Malam yang dingin diselimuti sepi

 

Seperti malamini kau dan aku duduk

Saling curiga dan tak percaya

Sumenep 2020

 

 

Pesan

 Rosa, untukmu kini

Menunggu gema datang

Disini percakapan gugur seketika

Menunggu reda yang belum tiba

 

Rosa, untukmu kini

Hati yang ingin turut bahagia

Menunggu seluruh rahasia

Menanggung gigil dari rindu

Hingga malam kian larut dan mencekam

;seperti hatiku yang medekam dalam amuk tanda Tanya

 

Rosa, untukmu kini

Seluruh cinta dan rindu ditasbihkan

Sumenep, 2020

 

Obituarium

 Pada sampul sebuah berita

Wajahmu terlihat lesu

Kau kuyup dengan kata-kata yang membabi buta

Dihujat dan dihina

Sebagai lelaki kau kehilangan nama

 

Orang-orang menghantar tangis

Air mata membaur dengan beberapa cerita

Pagi begitu dingin jadinya

 

Cerita itu mengalir menjadi banyak versi

Menjadi semakin kejam

Semakin menimbulkan banyak Tanya

 

Tak lama kau pun sirna

Dibakar dalam Koran dan televisi

Sumenep  2020

 

Malam dalam secangkir kopi

 Aku sembunyi pada malam yang diaduk dalam secangkir kopi

Dan pada dadamu yang remuk oleh kata-kata

Aku ingin tenang menunggu segala perjamuan

 

Malam kini berputar dalam kepala

Memperjauh jarak

Menyekat seluruh perjumpaan

Dalam secangkir kopi

Malam-malamku dipasung dengan segala kegetiran

Sumenep 2020

 

 

Antara aku dan kamu

 Jalan-jalan semakin terbuka lebar

Tapi segala pintu kian tertutup

Seperti aku dan kamu  yang semakin terpuruk

 

Kau kelimpungan aku kebingungan

Kita sama-sama tersuruk diantara terjaga dan bermimpi

 

Waktu semakin berlarian di sepanjang jalan kegaduhan

Antara aku dan kamu

Sumenep 2020

 

Rindu kampung halaman

 Bergegaslah jangan tahan deru rindu

Tuntaskan harap

Biar terus tergerus tak terbawa arus

 

Suka duka masa kecil kita mengerling

Pada rindu kampung halaman

Membias pada titik paling sunyi

 

Jangan dulu duka

Biarkan dulu suka menyentuh relung paling dalam dari hati

Sumenep 2020


MOHAMMAD LATIF: lahir di Sumenep 28 Desember 1998 pernah aktif di Taneyan Kesenian Bluto (TKB), Forum Belajar Sastra (FBS), Sanggar Asap, dan sekarang masih berproses di UKM Teater Fataria IAIN MADURA. Mohammad Latif (fb) 085259998770 (WA)