Cara Mendekatkan Diri Kepada Allah

—————————————————–

Judul               : Allah, Please Forgive Me

Penulis             : Mhd. Rois Al-Maududy

Penerbit           : Genta Hidayah

Cetakan           : Pertama, Mei 2017

Tebal               : viii +216 halaman

ISBN               : 978-602-6359-41-4

Persensi           : Ratnani Latifah

—————————————————–

“Allah kuasa memberikan kita hidayah dari arah mana saja, tetapi kita harus memastikan bahwa kita menangkap hidayah itu dan mengikutinya, bukan mengabaikannya. Dalam bertobat, hidayah bisa kita dapatkan dari terguran-teguran Allah, maka tanggapilah teguran itu dengan bertobat sesegera mungkin.” (hal 167).

Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, karena manusia adalah tempatnya melakukan kesalahan,  dosa atau  lalai.  Sebagaimana kita ketahui iman itu berasal dari hati. Sedang hati selalu berubah-ubah—dalam artian kadang bisa naik kadang bisa turun. Oleh karena itu, sudah semestinya kita menjaga hati agar tetap teguh pada jalan Allah.  Buku ini dengan cerdas mencoba mengenalkan kita tentang cara mendekatkan diri kepada Allah, dengan gamblang dan menarik.

Bahwa  agar kita selalu dekat kepada Allah, maka kita harus mau bertaubat secara menyeluruh—dalam artian kita benar-benar menyesal akan dosa-dosa yang pernah kita lakukan di masa dahulu dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. “Tobat adalah jalan untuk kembali pada fitrah kita sebagai manusia, sebagai hamba Allah.” (hal  6). Karena dengan tobat, hal itu akan menghapus dosa yang kita lakukan sebesar apa pun. Jangan pernah kita mendekati perbuatan tercela—yang mengakibatkan lahirnya dosa. Karena hal itu pada dasarnya akan membuat kita jauh dari Allah.

Kita harus menjauhi sikap iri.  Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim di jelaskan, “Melihatlah kepada orang yang berada di bawahmu dan janganlah kamu melihat kepada orang yang berada di atasmu. Maka  dengan demikian kamu tidak meremehkan nikmat Allah kepadamu.”  (hal 40).

Disadari atau tidak kita memang sering mengeluh dan merasa kurang. Kita tidak pernah merasa cukup atas rezeki yang Allah berikan pada kita. Di mana kita kerap merasa iri dengan orang lain karena merasa rezeki mereka lebih banyak. Sedangkan iri adalah sikap tercela yang tidak disukai Allah. Iri adalah bibit-bibit dosa yang akan membawa kita pada kemungkaran. Oleh karena itu kita harus membuang jauh sikap iri dan memohon ampunan kepada Allah, agar kita memperoleh rahmat dan ampunannya.

Sebagai seorang muslim kita juga harus gemar menuntut ilmu. Perlu kita ketahui, menuntut ilmu adalah kewajiba bagi setiap orang—baik muslimin atau muslimat. Dan hanya dengan berilmu saja kita bisa menjadi bagian orang-orang  yang beruntung. Sebab orang-orang yang beruntung itu, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw adalah orang yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin, dan hari esok leboh baik daripada hari ini (hal 54).

Imam Ibnul Qayyim AlJauziyah menjelaskan bahwa orang yang tidak akan merugi adalah orang yang mau belajar, mencari kebenaran, mengamalkannya, mengajarkannya dan bersabar dalam upaya mempelajari, mengamalkan dan mengajarkannya. Ketika kita enggan menuntutu ilmu, maka kebodohan-lah yang akan menyelimuti kehidupan kita. Kita menjadi orang yang tidak tahu tentang halal-haram, sehingga akan membawa kita pada jalan kesesatan.

Tidak kalah penting yang perlu kita lakukan agar selalu dekat dengan Allah adalah menjaga lisan. Lisan itu semacam pedang yang jika tidak kita jaga dengan baik, bisa membunuh kita.  Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslim diterangkan, “Seorang Muslim adalah orang yang menyelamatkan orang lain dari gangguan tangan dan lisannya.” (hal 68). Kita harus menahan kecenderungan untuk banyak bicara sebab semakin banyak kita bicara akan semakin banyaklah peluang kita melakukan kesalahan.

Kita juga harus menjauhi sikap sombong. Karena kesombongan tidak akan membawa manfaat apa-apa, baik di dunia atau di akhirat. Setitik kesombongan ternyata bisa membuat kita jauh dari surga. Kita pasti pernah mendengar kisah Firaun atau Qarun, di mana karena kesombongan yang mereka miliki, maka mereka mendapat laknat dari Allah.

Selain hal-hal yang sudah dipaparkan, tentu saja masih banyak berbagai hal yang perlu kita ketahui agar bisa mendekatkan diri dengan Allah. Seperti selalu mengingat kematian, selalu berpegang pada Al-Quran dan hadis dan banyak lagi. Dilengkapi dengan data-data akurat dan kisah-kisah inspiratif, buku ini bisa menjadi salah satu jalan untuk memperbaiki diri, agar bisa memperkuat iman dan segera bertaubat jika melakukan kesalahan. (*)


RATNANI LATIFAH:  Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara. Cerpen dan resensinya pernah dimuat diberbagai media. Buku terbarunya, Terapi Hati; Agar Hati Sehat Tak Mudah Berkarat (Quanta, 2019), Ayo Belajar Mandiri (Elex Kidz, 2019), Be Quran Lovers (Genta Hidayah, 2019) dan Hijrah Asyik Muslim Mulenial (Quanta, 2019). Alumni Unisnu Jepara. Bisa dihubungi di akun FB Ratna Hana Matsura. Atau blog https://ratnanilatifah.blogspot.com